Selasa, 16 Februari 2010

Demam Berdarah Renggut Tiga Jiwa

Dinas kesehatan seperti tak berdaya menghadapi serangan nyamuk di Bangka Tengah.Setiap bulan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dan cikungunya terus bertambah. Dalam satu bulan lebih ini saja, tiga dari 11 penderita meninggal akibat demam berdarah.

Dengan adanya temuan kasus kematian ini, dinkes menetapkan Kabupaten Bangka Tengah sebagai daerah kejadian luar biasa (KLB) penyakit yang berasal dari nyamuk tersebut.
Perkembangan penyakit DBD dan chikungunya di Bangka Tengah mengalami peningkatan. Tahun 2009 terdapat 74 kasus DBD dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak empat orang, sedangkan untuk cikungunya pada 2009 sebanyak 552 kasus.

Dari kedua penyakit ini, yang menjadi sorotan adalah DBD. Sejak tahun 2009 hingga Februari 2010, terdapat 7 warga Bateng yang meninggal dunia akibat demam berdarah.

“Kita lihat perkembangan penyakit ini sangat meningkat, terjadi peningkatan yang tajam. Kita tetapkan Bateng sebagai daerah KLB DBD dan chikungunya,” kata Mecky Muchlis, Plt Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah ditemui Bangka Pos Group disela-sela fogging massal di Desa Nibung Kecamatan Koba, Senin (8/2).

Untuk menanggulangi terus berkembangannya DBD dan chikungunya, Pemkab Bateng menggelar fogging masal di 57 desa, Senin (8/2). Pencanangan kegiatan ini dipimpin langsung Bupati Bateng Abu Hanifah di Desa Simpang Perlang dan Desa Nibung.

“Kita harapkan upaya kita melakukan fogging dapat menghentikan perkembangan penyakit ini,” kata Mecky.

Abu Hanifah juga mengharapkan fogging dapat memutus mata rantai perkembangan nyamuk yang menyebabkan berkembangnya penyakit seperti DBD, chikungunya serta malaria.

“Kita lakukan fogging di seluruh desa di Kabupaten ini. Kita ingin mewujudkan masyarakat yang sehat sehingga Pemkab melakukan pencegahan dengan cara ini. Kita tidak mau penyakit ini menjadi wabah sehingga nantinya sangat berbahaya terhadap kehidupan masyarakat kita,” kata Abu.

Ditambahkannya, Pemkab sangat mengharapkan peran aktif masyarakat dalam mencegah perkembangan penyakit tersebut. Menurut Abu, langkah fogging tidak akan berhasil jika masyarakat tidak bertindak.

“Kita minta juga partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan, kita harapkan itu. Fogging akan kita lakukan selama dua bulan ini, nantinya diharapkan dapat memutus mata rantai nyamuk penyebar penyakit tersebut,” tandasnya.

Sedangkan Supriyadi, Ketua Pelaksana Fogging Massal mengatakan fogging massal dilakukan setiap dua hari sekali di dua desa selama bulan Februari dan Maret.

“Mulai hari ini dilakukan fogging, prioritasnya di daerah atau desa yang terdapat kasus kedua penyakit tersebut (DBD dan Chikungunya- red). Baru dilanjutkan di desa-desa lain untuk mencegah perkembanganya. Itu dilakukan di seluruh Bateng,” tambahnya.

Selain pengasapan, evaluasi yang dilakukan untuk mencegah terus berkembangnya penyakit ini, dinkes sedang berupaya meningkatkan pelayanan untuk beberapa penyakit tersebut terutama pelayanan di tingkat puskesmas dengan memanfaatkan fasilitas dan tenaga medis yang ada.

Masyarakat Desa Nibung menyambut baik fogging massal karena hal ini untuk mencegah meluasnya kasus demam berdarah dan malaria khususnya di desa mereka.

“Kita juga berharap kegiatan ini dilakukan secara rutin dan berkala, dilakukan setiap enam bulan sekali,” kata Erwin (36), Ketua RT 10 Desa Nibung kepada harian ini setelah acara pencanangan fogging massal, Senin (8/2).

Erwin juga mengkhawatirkan merebaknya penyakit tersebut. Apalagi setelah menyadari banyaknya temuan kasus setiap tahun di Desa Nibung.

“Akhir tahun kemarin yang agak banyak, masyarakat sini juga banyak yang terserang. Adik saya juga meninggal karena DBD, sempat dirawat di RSUD. Tetapi saat ini sudah berkurang karena dua bulan lalu sudah dilakukan fogging,” ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG DI BLOG
BAGIAN HUMAS DAN PROTOKOL
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

Powered By Blogger